Apa Itu Experiential Learning?

pembelajaran yang praktis experiential learning oleh Kolb David Juru Bicara Indonesia
experiential learning oleh Kolb David Juru Bicara Indonesia

Jurubicara.com — Apa itu Experiential Learning?  Experiential Learning adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengalaman langsung sebagai inti dari proses belajar. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh psikolog dan pendidik David A. Kolb pada tahun 1984.

David A.Kolb mengadaptasi konsep-konsep dari John Dewey, Kurt Lewin, dan Jean Piaget untuk membentuk model siklus pembelajaran yang dikenal sebagai Kolb’s Experiential Learning Cycle.

Kolb’s Experiential Learning Cycle adalah sebuah model pembelajaran yang dikembangkan oleh psikolog pendidikan David A. Kolb pada tahun 1984. Model ini menjelaskan bagaimana manusia belajar secara optimal melalui pengalaman langsung dan proses reflektif. Inti dari teori ini adalah bahwa pembelajaran bukan hanya tentang menyerap informasi, tapi tentang mengalami, merefleksikan, memahami, dan menerapkan.

Proses ini bersifat siklik dan memungkinkan individu untuk belajar secara mendalam melalui pengalaman langsung dan refleksi kritis.

pembelajaran yang praktis experiential learning implementasi oleh Brene Brown
experiential learning implementasi oleh Brene Brown

Empat Tahap dalam Kolb’s Experiential Learning Cycle

Kolb menyusun pembelajaran sebagai siklus berulang yang terdiri dari empat tahap utama, yaitu:

  1. Concrete Experience (Pengalaman Konkret)

Tahap ini adalah saat seseorang mengalami langsung suatu kejadian atau aktivitas. Hal ini bisa berupa praktik, eksperimen, simulasi, atau kejadian nyata yang dialami secara langsung.

Contoh: Seorang mahasiswa bisnis menjalankan simulasi negosiasi kontrak.

  1. Reflective Observation (Refleksi)

Setelah mengalami sesuatu, peserta didik merenungkan apa yang telah terjadi, bagaimana reaksi mereka, dan apa dampaknya. Situasi ini adalah proses reflektif untuk mengevaluasi pengalaman.

Contoh: Mahasiswa tersebut merenung: “Apa strategi yang berhasil dalam negosiasi? Apa yang bisa saya lakukan lebih baik?”

  1. Abstract Conceptualization (Konseptualisasi Abstrak)

Dari refleksi itu, seseorang mulai membangun teori atau kesimpulan, mengaitkan pengalaman dengan prinsip atau konsep yang lebih luas. Di sinilah pembelajaran menjadi bermakna secara intelektual.

Contoh: Mahasiswa mengaitkan pengalaman negosiasi dengan teori win-win solution dalam komunikasi bisnis.

  1. Active Experimentation (Eksperimen Aktif)

Tahap ini adalah saat seseorang mencoba menerapkan pemahaman atau konsep baru dalam situasi nyata atau baru. Tahapan ini melengkapi siklus dan menjadi titik awal untuk pengalaman baru berikutnya.

Contoh: Mahasiswa mencoba teknik negosiasi baru dalam proyek kelompok berikutnya.

pembelajaran interaktif experiential learning yang dipopulerkan oleh Kolb David
experiential learning yang dipopulerkan oleh Kolb David

Mengapa Siklus Experiential Learning Penting?

  • Belajar jadi lebih menyeluruh: Karena melibatkan aspek emosional, kognitif, dan praktis.
  • Meningkatkan retensi: Belajar dari pengalaman langsung lebih membekas daripada teori semata.
  • Bisa diterapkan di berbagai bidang: Seperti pendidikan, pelatihan korporat, coaching, terapi, dan pengembangan diri.

Manfaat Experiential Learning

Experiential learning menawarkan berbagai manfaat, antara lain:

  • Peningkatan Retensi dan Pemahaman: Melalui keterlibatan langsung, individu lebih mudah mengingat dan memahami materi yang dipelajari.
  • Pengembangan Keterampilan Kritis dan Pemecahan Masalah: Menghadapi tantangan nyata membantu meningkatkan kemampuan analisis dan solusi kreatif.
  • Adaptabilitas dan Ketahanan: Mengalami dan mengatasi kesulitan dalam proses pembelajaran meningkatkan fleksibilitas dan daya tahan individu.
  • Pengembangan Profesional dan Pribadi: Pengalaman langsung memperkuat keterampilan profesional dan meningkatkan kesadaran diri.
  • Peningkatan Keterlibatan dan Motivasi: Pembelajaran berbasis pengalaman meningkatkan partisipasi aktif dan motivasi intrinsik.

Cara Kerja Experiential Learning

Proses experiential learning berlangsung melalui siklus empat tahap:

  1. Pengalaman Konkret: Individu terlibat dalam aktivitas atau situasi baru yang menantang.
  2. Refleksi: Merenungkan pengalaman tersebut untuk memahami perasaan, reaksi, dan hasil yang diperoleh.
  3. Konstruksi Konseptual: Menyusun teori atau ide berdasarkan refleksi untuk menjelaskan pengalaman.
  4. Eksperimen Aktif: Menguji teori atau ide dalam situasi baru untuk melihat efektivitasnya.

Siklus ini memungkinkan individu untuk belajar secara mendalam dan aplikatif, menghubungkan teori dengan praktik.

pembelajaran yang praktis experiential learning oleh Kolb David Juru Bicara Indonesia
experiential learning oleh Kolb David Juru Bicara Indonesia

Contoh Penerapan Experiential Learning oleh Public Speaker Terkenal

Beberapa public speaker terkenal telah berhasil menerapkan prinsip experiential learning dalam presentasi mereka:

  • Tony Robbins: Dalam seminar-seminarnya, Robbins mengajak peserta untuk terlibat langsung melalui aktivitas fisik dan mental, seperti berjalan di atas bara api. Pendekatan ini menciptakan pengalaman konkret yang memicu refleksi dan perubahan pola pikir.
  • Brené Brown: Brown sering membagikan pengalaman pribadi dan kerentanannya dalam berbicara di depan umum. Dengan berbagi kisah nyata, ia mengundang audiens untuk merenung dan menghubungkan pengalaman mereka sendiri, memperkuat pesan tentang keberanian dan kerentanannya.
  • Simon Sinek: Melalui konsep “Start With Why”, Sinek mengajak audiens untuk merenung dan menemukan tujuan mendalam mereka. Pendekatan ini mendorong refleksi pribadi dan eksperimen aktif dalam kehidupan profesional.

Para pembicara ini menunjukkan bagaimana pengalaman langsung dan refleksi dapat memperkuat pesan dan meningkatkan dampak presentasi.

Kesimpulan Experiential Learning

Experiential learning adalah pendekatan pembelajaran yang efektif dan aplikatif, menghubungkan teori dengan praktik melalui pengalaman langsung dan refleksi kritis. Dengan memahami dan menerapkan siklus pembelajaran ini, individu dapat mengembangkan keterampilan dan pemahaman yang lebih mendalam, serta meningkatkan kesiapan menghadapi tantangan dunia nyata.

Juru Bicara Indonesia menyampaikan materi pembelajaran dengan mengoptimalkan teknologi experiential learning dalam setiap pelatihan. Tentu, hal ini membuat suasana  pelatihan menjadi lebih interaktif, menarik, dan melibatkan audiens secara langsung.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*